Dijual: Motor Jupiter Z tahun 2008, masih mulus, body udah cat2an, sudah koplingan,surat2 lengkap, pajak msih jalan. Jika anda berminat hubungi mas danang, cah pakis sek ganteng dewe,, no telepon 085643969765
Jumat, 09 November 2012
Diposting oleh Unknown di 18.27 0 komentar
Kamis, 01 November 2012
Berawal pada tahun 1987 saat secara tidak sengaja terbentuk sebuah komunitas penggemar musik metal di Pid Pub, sebuah pub kecil di kawasan Metro Pondok Indah. Di sinilah setiap malam minggu digelar acara konser kecil-kecilan yang dikelola secara bergantian oleh masing-masing band.
Diposting oleh Unknown di 06.33 0 komentar
Burgerkill
Burgerkill adalah sebuah band metalcore yang berasal dari kota Bandung, Jawa Barat. Nama band ini diambil dari sebuah nama restaurant makanan siap saji asal Amerika, yaitu Burger King, yang kemudian oleh mereka diparodykan menjadi "Burgerkill".
Burgerkill berdiri pada bulan Mei 1995 berawal dari Eben, scenester dari Jakarta yang pindah ke Bandung untuk melanjutkan sekolahnya. Dari sekolah itulah Eben bertemu dengan Ivan, Kimung, dan Dadan sebagai line-up pertamanya.
Mereka berhasil merilis single pertamanya lewat underground phenomenon Richard Mutter yang merilis kompilasi cd band-band Bandung pada awal 1997. Nama lain seperti Full Of Hate, Puppen, dan Cherry Bombshell juga bercokol di kompilasi yang berjudul Masaindahbangetsekalipisan tersebut.
Pada akhir tahun 1997 mereka kembali ikut serta dalam kompilasi Breathless dengan menyertakan lagu Offered Sucks didalamnya. Awal tahun 1998 perjalanan mereka berlanjut dengan rilisan single Blank Proudness, pada kompilasi band-band Grindcore Ujungberung berjudul Independent Rebel.
Disekitar awal tahun 1999, mereka mendapat tawaran dari perusahaan rekaman independent Malaysia, Anak Liar Records yang berakhir dengan deal merilis album Three Ways Split bersama dengan band Infireal (Malaysia) dan Watch It Fall (Perancis).
Pada tahun 2000, akhirnya Burgerkill berhasil merilis album perdana mereka dengan title Dua Sisi oleh Riotic Records. Pada tahun yang sama, band ini juga merilis single Everlasting Hope Never Ending Pain lewat kompilasi Ticket To Ride.
Mereka menjadi nominator Band Independent Terbaik ala majalah NewsMusik pada tahun 2000. Awal tahun 2001 pun mereka berhasil melakukan kerjasama dengan sebuah perusahaan produk sport apparel asal Amerika: Puma yang selama 1 tahun mensupport setiap kali Burgerkill melakukan pementasan. Dan sejak Oktober 2002 sebuah produk clothing asal Australia: INSIGHT juga mensupport dalam setiap penampilan mereka.
Pertengahan Juni 2003, Burgerkill menjadi band Hardcore pertama di Indonesia yang menandatangani kontrak sebanyak 6 album dengan salah satu major label terbesar di negeri ini, Sony Music Entertainment Indonesia. Dan setelah itu akhir tahun 2003, Burgerkill berhasil merilis album kedua mereka dengan title Berkarat.
Pada pertengahan tahun 2004, lewat album Berkarat Burgerkill masuk kedalam salahsatu nominasi dalam salah satu event Achievement musik terbesar di Indonesia Ami Awards. Dan secara mengejutkan mereka berhasil menyabet award tahunan tersebut untuk kategori Best Metal Production.
Di awal tahun 2005, Toto memutuskan untuk meninggalkan band tersebut. Mereka kembali merombak formasinya dengan memindahkan Andris dari posisi Bass ke posisi Drums dan terus melanjutkan proses penulisan lagu dengan menggunakan additional bass player.
November 2005, Burgerkill memutuskan kontrak kerjasama dengan Sony Music Entertainment Indonesia dikarenakan tidak adanya kesepakatan dalam pengerjaan proyek album ketiga. mereka sepakat untuk tetap merilis album ke-3 Beyond Coma And Despair di bawah label mereka sendiri Revolt! Records di pertengahan Agustus 2006. Album ini pun menjadi salah satu album terbaik di Rolling Stone Indonesia.[1]
Ivan sang vokalis akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di tengah-tengah proses peluncuran album baru mereka di akhir Juli 2006. Setelah melewati proses Audisi Vokal, mereka menemukan Vicki sebagai Frontman baru untuk tahap berikutnya dalam perjalanan karier mereka.
Dan pada awal Januari 2007 mereka telah sukses menggelar serangkaian tour di kota-kota besar di Pulau Jawa dan Bali dalam rangka mempromosikan album baru mereka. Tahun 2009 menggelar konser "Allegiance to Metal Tour 2009" bersama Psycroptic dan Nemesis.
Band ini pernah satu panggung dengan beberapa band luar deperti The Black Dahlia Murder, As I Lay Dying, dan Himsa. Band ini juga menandatangani kontrak dengan Xenophobic Record Australia. Band ini juga akan merilis album baru mereka, Venomous pada bulan Juni 2011.[2]
Burgerkill berdiri pada bulan Mei 1995 berawal dari Eben, scenester dari Jakarta yang pindah ke Bandung untuk melanjutkan sekolahnya. Dari sekolah itulah Eben bertemu dengan Ivan, Kimung, dan Dadan sebagai line-up pertamanya.
Mereka berhasil merilis single pertamanya lewat underground phenomenon Richard Mutter yang merilis kompilasi cd band-band Bandung pada awal 1997. Nama lain seperti Full Of Hate, Puppen, dan Cherry Bombshell juga bercokol di kompilasi yang berjudul Masaindahbangetsekalipisan tersebut.
Pada akhir tahun 1997 mereka kembali ikut serta dalam kompilasi Breathless dengan menyertakan lagu Offered Sucks didalamnya. Awal tahun 1998 perjalanan mereka berlanjut dengan rilisan single Blank Proudness, pada kompilasi band-band Grindcore Ujungberung berjudul Independent Rebel.
Disekitar awal tahun 1999, mereka mendapat tawaran dari perusahaan rekaman independent Malaysia, Anak Liar Records yang berakhir dengan deal merilis album Three Ways Split bersama dengan band Infireal (Malaysia) dan Watch It Fall (Perancis).
Pada tahun 2000, akhirnya Burgerkill berhasil merilis album perdana mereka dengan title Dua Sisi oleh Riotic Records. Pada tahun yang sama, band ini juga merilis single Everlasting Hope Never Ending Pain lewat kompilasi Ticket To Ride.
Mereka menjadi nominator Band Independent Terbaik ala majalah NewsMusik pada tahun 2000. Awal tahun 2001 pun mereka berhasil melakukan kerjasama dengan sebuah perusahaan produk sport apparel asal Amerika: Puma yang selama 1 tahun mensupport setiap kali Burgerkill melakukan pementasan. Dan sejak Oktober 2002 sebuah produk clothing asal Australia: INSIGHT juga mensupport dalam setiap penampilan mereka.
Pertengahan Juni 2003, Burgerkill menjadi band Hardcore pertama di Indonesia yang menandatangani kontrak sebanyak 6 album dengan salah satu major label terbesar di negeri ini, Sony Music Entertainment Indonesia. Dan setelah itu akhir tahun 2003, Burgerkill berhasil merilis album kedua mereka dengan title Berkarat.
Pada pertengahan tahun 2004, lewat album Berkarat Burgerkill masuk kedalam salahsatu nominasi dalam salah satu event Achievement musik terbesar di Indonesia Ami Awards. Dan secara mengejutkan mereka berhasil menyabet award tahunan tersebut untuk kategori Best Metal Production.
Di awal tahun 2005, Toto memutuskan untuk meninggalkan band tersebut. Mereka kembali merombak formasinya dengan memindahkan Andris dari posisi Bass ke posisi Drums dan terus melanjutkan proses penulisan lagu dengan menggunakan additional bass player.
November 2005, Burgerkill memutuskan kontrak kerjasama dengan Sony Music Entertainment Indonesia dikarenakan tidak adanya kesepakatan dalam pengerjaan proyek album ketiga. mereka sepakat untuk tetap merilis album ke-3 Beyond Coma And Despair di bawah label mereka sendiri Revolt! Records di pertengahan Agustus 2006. Album ini pun menjadi salah satu album terbaik di Rolling Stone Indonesia.[1]
Ivan sang vokalis akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di tengah-tengah proses peluncuran album baru mereka di akhir Juli 2006. Setelah melewati proses Audisi Vokal, mereka menemukan Vicki sebagai Frontman baru untuk tahap berikutnya dalam perjalanan karier mereka.
Dan pada awal Januari 2007 mereka telah sukses menggelar serangkaian tour di kota-kota besar di Pulau Jawa dan Bali dalam rangka mempromosikan album baru mereka. Tahun 2009 menggelar konser "Allegiance to Metal Tour 2009" bersama Psycroptic dan Nemesis.
Band ini pernah satu panggung dengan beberapa band luar deperti The Black Dahlia Murder, As I Lay Dying, dan Himsa. Band ini juga menandatangani kontrak dengan Xenophobic Record Australia. Band ini juga akan merilis album baru mereka, Venomous pada bulan Juni 2011.[2]
Diposting oleh Unknown di 06.24 0 komentar
bANDUNG bERISIK 2012
Musik, sebagai produk budaya dan bagian dari industri kreatif di Indonesia diharapkan mampu menjadi salah satu tawaran solusi bagi krisis sosial, ekonomi dan budaya yang sedang terjadi.
Bandung Berisik ingin menginspirasi anak muda Indonesia untuk mengenali potensi kreatifitasnya, bersikap optimis dan toleran terhadap segala bentuk perbedaan dan menjadikan musik sebagai alat perubahan sosial kearah yang lebih baik.
Bandung Berisik merupakan Acara tahunan yang dimotori oleh pemuda-pemuda kreatif Bandung. Pada tahun 2012 ini Bandung berisik kembali mengadakan Event Spektakuler yang dimeriahkan oleh banyak sekali Band dari berbagai Genre. Tema pada kali ini adalah BANDUNG BERISIK MMXI (2012) - MAXIMUM AGGRESSION
BANDUNG BERISIK MMXII
- MAXIMUM AGRESSION -
18.19 Mei 2012 @Lanud Sulaiman
Line Up Band On Bandung Berisik:
PAS BAND (Reunion) BURGERKILL JASAD FORGOTTEN DISINFECTED BESIDE DEAD SQUAD ROSEMARY KARINDING ATTACK KOIL THE S.I.G.I.T . DON LEGO DEATH VOMIT SIKSA KUBUR OUTRIGHT NOXA RAJASINGA ALONE AT LAST DOWN FOR LIFE MESIN TEMPUR KEDJAWEN DREAMER UNDER 18 TURTLES.JR SOMETHING WRONG UNDERGOD AFTERCOMA DEAD VERTICAL DAJJAL PAPER GANGSTER GODLESS SYMPTOMS THINKING STRAIGHT JIHAD CLOSEHEAD DJIN MADONNA OF THE ROCK PRIMITIVE CHIMPANZEE ERRORBRAIN DEADLY WEAPON KAPITAL BILLFOLD ROTTENAMICON BESOK BUBAR KELELAWAR MALAM POWERPUNK GLOBAL UNITY ASIA MINOR NEMESIS DEMONS DAMN SAFFAR AUTICED ROTTENATOMY DISMEMBERMENT TORTURE BLOODGUSH INWISE HUMILIATION HIBRANI CHILDREN OF GAZA YOUTHFULL AGRESSION
( one to be announce .. )
Diposting oleh Unknown di 06.17 0 komentar
Jumat, 26 Oktober 2012
sejarah terbentuknya rocket rockers
The Story Began ...
- 1998 (Soeharto lengser, sebuah band pop punk lahir di Bandung)
Immorality
President adalah band yang terbentuk menjadi cikal bakal Rocket
Rockers. Firman (vocal/guitar), Aska (vocal/guitar), Bisma (bass), Doni (drums) adalah formasi awal Immorality President saat itu.
- 1999 (and the name is ROCKET ROCKERS!)
Firman
(vocal/guitar) keluar dari Immorality President karena satu dan lain
hal. Akhirnya mereka merkrut Al a.k.a Ucay untuk gabung di Immorality
President. Namun nama band itu tidak berlangsung lama, sampai akhirnya
Ucay mengusulkan nama Rocket Rockers sebagai penggantinya. Panggung
pertama Rocket Rockers adalah di acara
17 Agustusan di lapangan komplek dekat Bisma tinggal. Rocket Rockers
tampil di depan bapa-bapa, ibu-ibu dan warga sekitar yang duduk resmi
namun Rocket Rockers tetap tampil ugal-ugalan dengan membawakan
lagu-lagu berlirik tidak senonoh.
- 2000 (1st Compilation)
Untuk
pertamakalinya Rocket Rockers masuk dalamsebuah kompilasi dari bonus CD
majalah Fallen Angel bersama Poison The Well, Strung Out, Not
Available, Step Forward dll. Di tahun 2000 ini, Rocket Rockers mulai
sering main di pensi-pensi SMA dan acara-acara kolektif.
2001 (Punk Rock Show and Skateboarding events)
Rocket
Rockers menjadi salah satu band pembuka konser Skin Of Tears (band punk
asal Jerman) di teater terbuka Dago Tea House bersama Kuro!, Stadium 12
dan No Label. Di tahun yang sama pula Rocket Rockers medapat kontrak
endorsement dengan Volcom dan Electric Sun Glasses. Sampai akhirnya
Rocket Rockers kerapkali main di event skateboarding.
- 2002 (1st Album….BOOM!)
Rocket
Rockers menjadi salah satu band pembuka di konser Last Show Ever-nya
Puppen (band hardcore legendaries asal Bandung). Di tahun yang sama
juga Rocket Rockers mengeluarkan album perdana-nya “Soundtrack For Your
Life” di bawah naungan OffTheRecords. Album tersebutmencapai penjualan
15.000 copies lebih. Sampai suatu saat, single lagu “Finishkan” menjadi
No.1 beberapa minggu di chart indie Radio Prambors.Berbagai media massa
cetakpun memprediksikan Rocket Rockers menjadi “The Next Big Thing”
(Hard Act To Follow Next Year) bersama Superman Is Dead, The White
Stripes, The Hives dan The Vines –Majalah HAI No.45 11 Nov 2002-. Juga
beberapa media massa seperti Boardriders, Ripple Magazine, Pause
Magazine, Gadis, Kawanku, Pikiran Rakyat, dll mulai banyak mengulas
Rocket Rockers. Untuk video clip, Rocket Rockers memilih single
“Tergila” garapan Cerrahati dan sudah tayang di MTV. Pensi-pensi sampai
acara independent-pun banyak mengundang Rocket Rockers untuk menjadi
bagian dari acara. Sampai akhirnya gaung Rocket Rockers mulai merambah
ke luar kota dan pulau. Sebutlah Jakarta, Bekasi, Subang, Pandeglang,
Surabaya, Yogyakarta, Semarang, sudah dilalui dan undangan dari Medan,
Bali, Balikpapan, Ujung Pandang, Singapore, Malaysia terus meramaikan
e-mail dan guestbook. Melihat demand yang semakin membesar terhadap
Rocket Rockers, membuat mereka harus menjalankan band dengan
professional.
- 2003 (Menembus layar lebar)
Di tahun ini juga Rocket Rockers sempat menjadi cameo dan pengisi scoring di film
“Cinta 24 Karat” karya Richard Buntario. Di tahun yang sama, Doni
(drummer) keluar dari Rocket Rockers dan digantikan oleh Ozom.
- 2004 (Major Label, Kontroversi & Struggle)
Di
awal tahun ini Rocket Rockers di kontrak oleh Sony Music dan melahirkan
album ke 2 “Ras Bebas” di tahun 2004. Album tersebut laris 20.000
copies dibulan pertama edar. Rocket Rockers di tahun 2004 telah membuat
3 video klip yang tayang di MTV, diataranya: “Bangkit”, “K.L.A.S.S.I.X”
dan “Pesta”. Seperti biasa band indie yang memiliki grass root kuat
lalu masuk major label akan menemui kontra-kontra dari core fans.
Testimonial di website pun cukup memanas. Dan suatu saat ketika Rocket
Rockers interview di sebuah radio di Makassar dan menyebutkan bahwa
Rocket Rockers masuk Sony Music, keesokan harinya aksi panggung Rocket
Rockers di sebuah pensi dihujani oleh ludah yang bertubi-tubi dari
penonton. Penontonm terus meludahi dari lagu pertama sampai terakhir,
namun Rocket Rockers tetap tegar main sampai lagu terakhir walaupun
Ucay (vokal) badan dan muka-nya sudah dipenuhi oleh ludah. Seiring
waktu dan kedewasaan scene, wacana indie-major mulai memudar, panggung
Rocket Rockers pun berangsur aman di berbagai kota.
- 2006 (Masuk dalam film sejarah punk sedunia: PUNK’S NOT DEAD)
Rocket
Rockers tahun ini berhasil membuat sejarah baru sebagai satu-satunya
band Indonesia yang masuk ke dalam sebuah film dokumenter punk se-dunia
“PUNK’S NOT DEAD THE MOVIE: A Revolution 30 Years In the Making”. Film
yang disutradarai oleh Susan Dynner tersebut menelusuri perkembangan
dan eksistensi punk rockn selama 30 tahun. Susan Dynner dalam film
tersebut mencoba untuk menggambarkann betapa besarnya kultur punk di
dunia. Ide awalnya ketika Susan menonton sebuah acara reuni akbar
band-band punk tua sampai yang muda dengan sponsor LEVI’S. Akhirnya
tercetuslah ide untuk membuat PUNK’S NOT DEAD THE MOVIE. Film tersebut
menuai pujian dari festival seperti The Copenhagen International Documentary Film Festival, Melbourne International Film Festival, Buenos Aires
Film Festival, San Francisco International Film Fastival hingga Cannes
Film Festival. Band-band dan artis yang terlibat didalamnya: NOFX, Sex
Pistols, Minor Threat, Black Flag, The Ramones, Dead Kennedys, Rancid,
Greenday hingga band-band masa kini seperti My Chemical Romance, The
Used, Thrice, SUM 41, Good Charlotte, Story Of The Year, dll. Juga
interview beberapa tokoh penting punk lainnya. Rocket Rockers menjadi
bagian dari rentetan band tersebut, adalah sesuatu yang sangat
membanggakan.
Di
pertengahan 2006 Rocket Rockers masuk studio lagi untuk merampungkan
album ke 3 “Better Season”. Tanpa di duga selesai rekaman, di akhir
tahun 2006, 13 lagu Rocket Rockers menyebar hand to hand, hardisk to
hardisk diluar kuasa Rocket Rockers. Lagu yang menyebar masih hasil
mixing dan belum di mastering. Entah siapa yang menyebarkannya.
Alhasil, materi lagu Rocket Rockers sudah menyebar ke pelosok
nusantara. Hal tersebut terbukti saat manggung di berbagai daerah,
semua sudah sing along.Request di internetpun membludak.
- 2007 (Resign from Sony/BMG)
Rocket
Rockers di tahun ini mendapat endorsement dari produk sepatu yang
dikelola olehTom Delonge (Blink182/Angel And Airwaves). Disamping itu,
setelah menjalinkerjasama dengan Sony Music (yang sekarang menjadi
Sony-BMG) selama kuranglebih 3 tahun, Rocket Rockers akhirnya putus
kontrak dengan Sony-BMGdikarenakan sudah tidak adalagi kerjasama yang
bisa menguntungkan. AkhirnyaRocket Rockers membuat label sendiri yang
diberi nama Reach & Rich Records.
- 2008 (…..a Better Season)
Di
awal tahun 2008, Rocket Rockers berhasil menjadi salah satu band
pembuka konser MXPX di Basket Hall A Senayan Jakarta bersama Superman
Is Dead dan Fornufan.Rocket Rockers terpilih sebagai satu-satunya band
rock Indonesia yang memiliki fans paling banyak di friendster
yang mencapai 50.000 fans lebih dan alhasil Rocket Rockers di undang ke
gathering Friendster oleh David Jones (founder of Friendster) di Grand
Indonesia bersama RAN, Ten 2 Five dll.
Setelah
hampir 2 tahun materi album ke 3 yang bocor,lagu yang berjudul “Ingin
Hilang Ingatan” menjadi top request di friendster dan radio-radio,
bahkan di tv lokal sebelum waktunya keluar.
Juni
2008, single dari album ke 3 “Better Season” dilepas ke radio-radio dan
langsung meduduki posisi 1 di Radio Ardan Bandung dan menjadi top
reques di lagu-lagu lainnya. Video clip yang digarap untuk album
“Better Season” adalah “Terobsesi” yang dibuat oleh M.Irsan
dari:Grafitasi (yang juga kameramen dari Rocket Rockers). Konsep video
clipnya adalah lebih ke reality show yang menampilkan artis-artis,
musisi dan teman -teman
yang memberi testimonia untuk Rocket Rockers. Musisi dan artis yang
ikut andil adalah: Ian Antono, Aura Kasih, Ronal Disko, Sogi, Ence,
Masayu Anastasia, Melanie Soebono. Piyu Padi, Tri Utami, Purwacaraka,
Tria Changcutters, Bayu O.B, Ajeng “Be a man”, Ocha “Weekend Seru” dan
beberapa teman juga alien.
Di tahun 2008 ini juga Rocket Rockers menjadi cover depan majalah RIPPLE, MOSH MAGAZINE, GREY MAGAZINE.
Akhir
juli Rocket Rockers akhirnya mengeluarkan album ke 3-nya yang sudah
lama tertunda di bawah naungan label sendiri: Reach & Rich Records.
Penjualan awal masih menerapkan direct selling
di setiap panggung Rocket Rockers. Bahkan dibeberapa kesempatan,
personel Rocket Rockers melakukan penjualan hand to hand yang lumayan mendapat apresiasi bagus. Setelah program direct selling, rencananya penjualan album “Better Season” akan bekerja sama dengan clothing lokal yang membuatkan T-shirt Rocket Rockers untuk dijual bersama CD ke seluruh nusantara.
Video Clip “Terobsesi” dari album Better Season sudah tayang di MTV.
Single
ke-2 “Ingin Hilang Ingatan” untuk pertama kalinya masuk, dalam jangka
waktu beberapa minggu langsung menduduki posisi chart nomer 1 di Ardan
Top Request Chart menggeser posisi lagu “Laskar Pelangi” dari Nidji dan
band-band dan penyanyi-penyanyi kelas Nasional Indonesia.
Di
tahun 2008 ini, walaupun merilis albumnya dengan records sendiri,
Rocket Rockers berhasil mendapat panggung di layar kaca tv local dan
nasional. Sebut saja “Dahsyat” RCTI, “Klik” dan “Planet Remaja” ANTV,
“On The Spot” Trans7 dan beberapa acara tv lokal.
Diposting oleh Unknown di 20.00 0 komentar
SEJARAH ALONE AT LAST
ALONE AT LAST (disingkat AAL) pertama kali dibentuk tahun 2002 oleh Athink, Bahe, dan Abok, Kemudian saya (Indra) ikut bergabung untuk bermain gitar dan menyanyi. Karena kita ngebutuhin vokal yang bisa lebih ekspresif dan cocok dengan jenis musik yang menurut kita terhitung progresif saat itu, kita sempat meminta Ujo, untuk menyanyi untuk AAL, tapi kemudian kita menemukan Yas, yang saat itu gawe di Disconnect, Buah Batu. Bahe ngerekomendasiin Yas untuk bergabung bersama kita. Bahe sendiri saat itu fotografer di Ripple Magazine, sebuah majalah Indie populer di kota Bandung. Salah satu majalah yang menyuarakan karya-karya musik Indie Indonesia, khususnya di Bandung. Dari majalah Ripple inilah, AAL mulai bisa banyak berkembang dan dipromosikan ke khalayak massa musik underground/indie di bandung dan jakarta. Sebagaimana Athink, Bahe yang mempunyai network musik yang cukup luas ini memegang peranan penting dalam awal pembentukan band yang sering dicap "Emo Indonesia" ini.Selama hampir setahun dalam tahun 2002, AAL hanya manggung 2 kali, yang pertama di tempat skate anak-anak bandung, yaitu di Bouqiet Cafe "FREE AT LAST" dan yang kedua di Kuningan Jakarta. Apresiasi masa dengan lagu-lagu AAL sudah lumayan baik. Lagu yang dibawakan saat itu cukup banyak, tapi yang sempat dirilis oleh Ripple Magazine dan Riotic Compilation cuma ada dua; "No More Worries" dan "No Feeling", yang kebetulan posisi vokal masih dipegang oleh saya sendiri (sambil ngegitar). Meskipun dibuat dalam format CD demo, dua lagu ini juga dipromosikan dalam bentuk kaset tape di Ripple Magazine. Berikut dengan page Interview AAL di dalamnya.Ada satu kejadian yang membuat AAL beruntung saat itu. Sebuah perusahaan rekaman nasional menawarkan kita untuk membuat album full setelah mendengar lagu2 promosi dari Ripple itu. Mereka meminta 5 sample lagu AAL yang baru sebelum mereka betul2 akan menawarkan kontrak serius. Sejak kesempatan itu, otomatis kita semua langsung membuat rekaman demo sebanyak 5 lagu. Kita rekaman di STUDIO 45 yang saat itu berlokasi di Jl. Riungpurna II, Bandung. Dalam proses rekaman demo, saya dan Bahe tiba-tiba punya keraguan kalau perusahaan rekaman itu betul-betul menginginkan AAL untuk dirilis. Saya pribadi khawatir bahwa CD demo kita tertukar dengan band lain yang kebetulan sewaktu itu sedang promosi juga, band itu bernama CUPUMANIK. Setelah investigasi ke Ripple dan pihak perusahaan rekaman, ternyara dugaan saya benar... wakil dari perusahaan rekaman itu mendengarkan CD dari Cupumanik, dan bukan Alone at Last.Kecewa dengan kenyataan yang pahit ini, AAL tidak berhenti di tengah jalan. Rekaman tetap diteruskan. Kita berpikir "WHY WE SHOULD DEPENDS OUR DESTINY TO MAJOR LABELS? WE CAN BE PRODUCTIVE WITHOUT WITHOUT THEM". Di sinilah spirit Indie AAL berasal - Indie yang bermakna "Independent" pada dasarnya punya prinsip yang sama dengan "Underground" yaitu D.I.Y (Do It Yourself). Dengan bantuan pemilik studio, Chaerul (Gitaris Noin Bullet), dan sound engineer profesional, Yayat (Soundman BURGERKILL, band Metal nomor satu di Indonesia), dan Yoni (ex-vokalis Turtle Junior). AAL akhirnya melahirkan album pertamanya (E.P) yang diberi judul "Sendiri Vs. Dunia" - Athink lebih tahu banyak tentang sejarah penamaan album E.P ini, yang pastinya ia lebih berhubungan dengan toilet dibandingkan dengan state of mind AAL sesungguhnya ttg dunia.Andhika, gitaris band punk Bandung TURTLE JR., tertarik untuk merilis album "Sendiri Vs. Dunia", AAL dijadikan proyek pertama perusahaan rekaman indie pertamanya, ABSOLUTE RECORDS. Album "Sendiri Vs. Dunia" secara resmi dirilis tahun 2004. Hit pertamanya yang terkenal dan sering di pasang di radio-radio di Bandung berjudul "Amarah, Senyum, dan Air Mata". Videoklipnya kemudian dibuat oleh Speed-o-Film, disutradai oleh Eric. Pembuatan videoklip ini juga dibantu oleh teman-teman dari band punk ternama di Bandung, SENDAL JEPIT dan band punk cewek BOYS R TOYS. Menurut koran Kompas, Videoklip lagu ini mencatat rekor sebagai videoklip yg paling banyak di download di Youtube di Indonesia (source: http://www.kompas.com/read/xml/2008/05/26/1954593/budaya.ekspos.di.jagat.maya).Beberapa bulan sebelum rekaman, ketika tahun 2003, Abok mengundurkan diri dari AAL karena ingin lebih fokus pada pekerjaannya sejak ia diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil di dinas Balai Perkotaan Bandung.Ubey datang di saat yang tepat, saat itu Ubey yang botak dan berperawakan kurus masih "malu-malu" ketika manggung di Gedung Dewan Kesenian Cianjur (DKC), sebuah show Underground di kota Cianjur, Jawa Barat. Tapi tidak lama kemudian, seperti Yas, Ubey menjadi perhatian utama para penonton karena aksi panggungnya yang katanya "cadas!"Teman-teman dari SENDAL JEPIT dan ROCKET ROCKERS selama perjalanan sejauh ini sangat banyak mendukung awal terbetuknya band ini. Dan begitu juga dengan band-band lain seperti JOLLY JUMPER, DISCONNECTED, BESIDE, NUDIST ISLAND, BUCKSKIN BUGGLE, dan banyak lagi.Tanpa diduga album SENDIRI Vs. DUNIA (EP) terjual hingga 1,500 kopi dalam bentuk kaset dan masih diproduksi ulang hingga sekarang. Versi bajakan pun tidak kalah banyaknya, orang banyak yang membajak album pertama AAL ini dan menyebarkan materi ini ke masa-masa lain. Meskipun tidak mengeluarkan versi CD, album CD bajakan AAL dapat ditemukan di pasar kembang dan tempat-tempat lain yang menjual CD dan DVD bajakan. Tentunya, kualitas suaranya tidak sebagus yang asli. Dalam versi bajakan ini juga judul-judul lagu banyak yang diubah. Lagu "Kisah Jejak Terhina", contohnya, diubah menjadi "Yang Tersiksa".Sejak album dan videoklip pertama AAL dipublikasikan ke media-media, termasuk ke Radio Paramuda, Ardan, Stasiun TV lokal STV, dan ke MTV. AAL mulai menjadi perhatian banyak orang. Baik itu mereka yang ngefans maupun yang membencinya. Ditambah dengan suara-suara parau "anti-EMO" yang tidak menyukai musik-musik seperti AAL - meskipun AAL tidak pernah mencap dirinya emo. Jadwal manggung pun (gigs) pun mulai memenuhi agenda mingguan AAL. Anoy, yang waktu itu manager AAL banyak berjasa dalam membawa AAL dalam proses ini.Tahun 2006 saya menyatakan mengundurkan diri dari AAL berhubung urusan keluarga dan rencana studi ke Australia. Setelah melakukan beberapa sesi audisi, akhirnya posisi saya diisi oleh Ucay, yang sampai sekarang masih bermain di AAL. Dengan formasi inilah, Athink, Ubey, Yas, Bahe, dan Ucay, AAL melahirkan album keduanya yang berjudul "JIWA". Dirilis tahun 2008 dengan produser yang sama Andhika, Chaerul, dan Yayat, lagu-lagu baru AAL mulai melakukan sedikit eksperimen. Hits barunya berjudul "Muak Untuk Memuja", yang videoklipnya dirilis di tahun 2008 dan disutradai oleh Yas sendiri. Selain Muak Untuk Memuja,hits alone at last seperti "Jiwa", "Taman", "Gadis Kecil Berbisa", dan "Dear Love" juga sering masuk chart atas di radio-radio lokal.Selain Bandung dan Jakarta, kali ini massa AAL mulai merambah dari Medan, Riau, Palembang, Garut, Tangerang, Cirebon, Tasikmalaya, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Bali, Pontianak, Makassar, dan Papua. Sehingga di tahun 2006 dan 2007 adalah tahun-tahun yang penuh dengan tur musik. Di tahun-tahun ini juga mulai terbentuknya sebuah perkumpulan non-formal para penggemar AAL yang dinamakan STAND ALONE CREW (SAC), sebuah komunitas musik untuk berbagi pengalaman, berdiskusi, dan turut berpartisipasi dalam mengembangkan pergerakan musik underground di Bandung. SAC hingga sekarang masih aktif dibawah manajemen baru yang dikepalai oleh saya sendiri, bersama dengan Davit, dan Rizzy (Indiebandung.com).Dengan keluarnya Bahe dari AAL di tahun 2007, posisi gitar hanya dipegang oleh Ucay. Untuk mengisi kekosonganm posisi ini, AAL menarik additional player yang bernama Davit (Beauty forgotten) yang sejak sebelumnya sudah menjadi kru AAL. Di pertengahan tahun 2008, karena pulang ke Indonesia, saya secara resmi menyatakan untuk bergabung kembali dengan AAL. Teman-teman dan keluarga besar AAL ikut menyambut baik kembalinya saya ke dalam band. Meskipun tidak terlibat banyak dalam proses rekaman album Jiwa, saya ikut bergabung dalam proses pembuatan videoklip baru AAL "Muak Untuk Memuja". Hingga sekarang formasi AAL antara lain: Athink, Ubey, Yas, Ucay, dan saya sendiri, Indra. Sedangkan posisi manager tidak lagi dipegang oleh Anoy, tapi oleh Kikio Nugraha. Dan posisi Road Manager dipegang oleh M. Ikrar Hasibuan (Bang Ucok), dan dibantu oleh kru-kru handal: Davit, Deeda, Amy, Bruise, Rizq. Beberapa kru dari Absolute Records kadang-kadang turun tangan untuk membantu dalam event tertentu.Kini AAL sudah berumur 7 tahun, bukan waktu yang sedikit dalam karir musik. AAL tidak mempedulikan label Indie atau Major seperti yang sering diributkan oleh sebagian musisi dan pemerhati musik yang idealis. Bagi AAL mengembangkan karir musik bis dimana saja. Kenyataannya, batas pemisah antara Indie dengan Major sudah semakin tipis. Perusahaan-perusahaan musik besar Indonesia pun sudah mulai banyak melirik band-band indie, seperti ROCKET ROCKERS dan BURGERKILL yang pernah dirilis oleh SONY. Dalam kerangka globalisasi yang semakin terasa oleh kehidupan kita sehari-hari, AAL mendukung semua band-band lokal Indonesia yang selalu bergerak dalam kerangka progresivitas musik, terutama dalam mempertahankan keunikan musik belantika Indonesia, yang merupakan perkawinan dari subkultur timur dan barat, tradisional dan modern, belantika dan mancanegara. Melawan semua diferensiasi sosial dalam komunitas Underground. Persatuan para musisi dengan orang-orang yang bergerak dan bekerja di bidang media massa, baik cetak maupun elektronik memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan hidup dan matinya kreativitas dan keunikan musikalitas musik-musik Underground/Indie seperti yang diusung oleh AAL. Tanpa menolak keberadaan musik Pop, AAL bersama band-band lokal lain menawarkan alternatif musik lain. Demi menjaga keberagaman belantika musik Indonesia.
Diposting oleh Unknown di 19.44 0 komentar
Langganan:
Postingan (Atom)